PENERAPAN
PEMBINAAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN
SMPN
1 KARANGMALANG
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas psikologi perpustakaan
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
TERBUKA
2013
KATA
PENGANTAR
Makalah ini di susun dengan tujuan
agar mahasiswa memahami pentingnya mempelajari penerapan pembinaan koleksi di
smpn 1 karangamalang sragen dengan cara bagaimana mengembangkan perpustakaan
tersebut.
Puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada tutor pembimbing psikologi perpustakaan dan pustakawan diperpustakaan
umum kabupaten sragen yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini sebenarnya masih jauh
dari kata sempurna, sehingga jika ada saran maupun kritik yang bersifat
membangun, dengan senang hati kami akan menerima dengan lapang dada, semoga
makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi siapapun.
Sragen, 22 Maret 2013
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dengan majunya perkembangan
informasi dewasa ini, peranan perpustakaan sangatlah penting sebagai salah satu
lembaga yang tugasnya menyimpan bermacam-macam sumber informasi. Untuk itu
Perpustakaann membutuhkan tenaga-tenaga pengelola yang tidak hanya dapat
menguasai teknik-teknik penelusuran informasi saja, akan tetapi menguasai pula
bagaimana cara memilih dan mengadakan sumber-sumber informasi terbaru yang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sesuai pula dengan tingkat usia,
pendidikan dan selera pemakainya. Bagi pengelola perpustakaan sekolah yang
pemakainya adalah para murid yang terdiri dari berbagai jenjang kelas dan umur,
staf pengajar serta staf administrasi yang kesemuanya ingin meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya, hendaknya ia bisa memenuhi kebutuhan mereka
secara tepat. Untuk dapat membina suatu koleksi perpustakaan yang benar-benar
cocok selaras dengan kebutuhan pemakai, penyelenggara perpustakaan perlu
mengetahui kegiatan- kegiatan apa saja yang ada dalam pembinaan koleksi.
B. POKOK
PEMBAHASAN
Adapun kegiatan-kegiatan yang ada dalam
pembinaan koleksi meliputi:
1. Pengadaan bahan pustaka
2. Penyiangan bahan pustaka (weeding)
3. Pemeliharaan bahan pustaka
4. Pengecekan ulang bahan pustaka (reinventarisasi)
BAB
II
ISI
1.
Pengadaan bahan pustaka
Ada 3 kegiatan utama didalam
pengadaan bahan pustaka yaitu:
1.1 Pemilihan
/ seleksi bahan pustaka.
1.2 Pengadaan
bahan pustaka melalui pembelian, hadiah dan tukar menukar.
1.3 Inventarisasi
bahan pustaka yang telah diadakan.
1.1.1 Pemilihan / seleksi bahan pustaka
Pemilihan bahan pustaka untuk
perpustakaan sekolah yang berdaya guna maksimal harus berdasarkan pada kriteria
pemilihan yang telah ditetapkan bersama antara kepala sekolah, guru dan petugas
(pustakawan) yang melaksanakan kegiatan di perpustakaan.
Sebagai pedoman koleksi
perpustakaan sekolah hendaknya meliputi:
a. Kelompok bahan pustaka
referensi/rujukan seperti kamus, ensiklopedi, atlas biografi dsb.
b. Kelompok buku-buku pelajaran
atau buku teks.
c. Kelompok buku / majalah
pengetahuan populer yang dapat menambah wawasan pemakai serta dapat
mengembangkan hobi, keterampilan dan bakat yang dimilikinya.
d. Kelompok buku cerita atau fiksi
. Perlu diperhatikan bahwa perbandingan antara buku fiksi (cerita) dan non
fiksi untuk perpustakaan sekolah berkisar antara 25 : 75.
Dengan berpedoman pada
pengelompokan diatas pengelola perpustakaan bisa lebih mudah dalam melakukan
tugasnya. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan
pustaka secara terarah antara lain:
1. Kebijakan pemilihan bahan pustaka
Dalam
pengembangan koleksi perlu adanya ketentuan yang jelas untuk dipakai sebagai
pegangan bagi pengelola (pustakawan) suatu pemilihan yang berorientasi pada
tugas dan tujuan perpustakaan itu sendiri. Kebijakan ini sebaiknya dibuat
tertulis antara lain:
- Sasaran yang hendak dicapai.
- Jenis dan jumlah bahan pustaka
yang hendak dipilih.
- Garis besar cara pemilihan yang
dilaksanakan.
- Petugas yang ditugaskan untuk
mengadakan pemilihan.
Dengan adanya
kebijakan pemilihan bahan pustaka secara tertulis maka kebijakan tersebut akan
berjalan dengan ajek (tidak berganti-ganti setiap ganti pengelola).
2. Prinsip-Prinsip seleksi.
Ada dua pendapat dalam prinsip
dasar seleksi:
a. Kualitas
atau nilai koleksi.
Perpustakaan adalah suatu lembaga
yang tujuannya mendidik pemakainya dan membawanya pada tingkat pengetahuan yang
lebih baik. Untuk memilih bahan pustaka dengan ukuran kualitas buku yang tinggi,
maka pustakawan harus luas pengetahuannya, tidak hanya dari subyek yang dibahas
tetapi juga literatur dari subyek tersebut.
b. Pada kebutuhan pemakai
perpustakaan.
Dengan berpedornan pada tujuan
perpustakaan itu sendiri, maka koleksi yang diadakan hendaknya sesuai dengan
kebutuhan pemakainya. Jadi berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan
kebutuhan pemakai dan menurut skala prioritas yang telah ditetapkan.
3. Kreteria
pemilihan bahan pustaka.
Pemilihan bahan pustaka untuk
perpustakaan sekolah yang ingin berdaya guna maksirnal harus berdasarkan
kreteria pemilihan yang telah ditetapkan bersama antara kepala sekolah, guru
dan pengelola (pustakawan). Kriteria
dalam pemilihan bahan pustaka
(buku) untuk perpustakaan sekolah
tersebut mencakup persyaratan antara
lain dilihat dari segi:
a. Isi:
Tidak bertentangan dengan
Pancasila, UUD 1945 dan GBHN. Sesuai dengan kurikulum sekolah. Sesuai dengan
tingkat perkembangan anak. Dapat membantu mengembangkan minat dan bakat
pribadi. Dapat menumbuhkan sifat yang baik dalam arti sesuai dengan norma-
norma dan filsafat hidup bangsa.
b. Bahasa :
Susunan kalimatnya baik dan mudah
dimengerti; Ejaan betul dan sesuai dengan ejaan yang disempurnakan, Sesuai
dengan kemampuan penguasaan bahasa murid.
c. Fisik buku :
Kualitas kertas yang baik, Penjilidan kuat,
tidak menyulitkan pemakai untuk membuka halaman-halamannya. Tulisan terang dan
muda dibaca .
4. Alat bantu pemilihan bahan pustaka.
Setiap perpustakaan perlu memiliki
alat bantu seleksi agar pustakawan (pengelola) perpustakaan lebih mudah dalam
melakukan seleksi dari bahan pustaka yang akan dibeli. Alat bantu seleksi
antara lain meliputi:
a. Katalog Penerbit.
Misalnya:
> Book in print (katalog dalam
terbitan).
Book in print berisi indeks
pengarang, judul dan subyek. Buku ini mendaftar buku-buku setiap tahun. Setiap
volume berisi indek pengarang dan indek judul yang tersusun berdasarkan abjad,
serta dilengkapi dengan informasi penerbit dan harga.
> Katalog penerbit (Gramedia).
Katalog penerbit Gramedia mempakan
kumpulan judul-judul buku dari berbagai subyek yang diterbitkan oleh Gramedia,
yang disusun berdasarkan subyek.
b. Bibliografi Nasional.
Misalnya:
> Bibliografi Nasional Indonesia
berisi tentang terbitan yang ada di Indonesia.
> National Union Catalog
National Union Catalog suatu katalog dalam bentuk buku yang merupakan koleksi
dari Library of Congressebagai perpustakaan nasional di Amerika yang dapat
mengumpulkan terbitan yang ada di Amerika sehingga menyerupai Bibliografi
Nasional.
c. Bibliografi khusus berbagai
bidang ilmu.
Bibliografi khusus mendaftar
terbitan dalam subyek tertentu, misalnya:
Bibliografi Pendidikan di
Indonesia.
d. Daftartambahan koleksi
perpustakaan lain.
Daftar tambahan koleksi perpustakaan adalah berisi daftar koleksi dari perpustakaan.
Misalnya: Daftar- tambahan koleksi Perpustakaan SMPN 2 SRAGEN.
e. Penerbitan khusus berisi review
dan iklan.
Penerbitan khusus adalah suatu
terbitan yang memuat tentang resensi buku serta iklan.
Misalnya: Library Journal adalah
suatu terbitan yang memuat issue tersendiri mengenai publikasi buku terbaru serta
buku rujukannya, subyeknya bersifat umum.
1.1.2 Pengadaan bahan pustaka.
Pengadaan bahan pustaka dari
perpustakaan smpn1 karang malangdapat diperoleh dari berbagai sumber antara
lain melalui:
a. Pembelian.
Pembelian bahan pustaka adalah merupakan cara
untuk memperoleh bahan koleksi yang terbaik. Pengadaan dengan cara ini dapat
dilakukan melalui :
- Langsung membeli ke toko buku
- Melalui pemesanan: jobber,
penerbit.
Apabila pemesanan koleksi dengan
cara surat, maka data koleksi harus dicantumkan dengan jelas dalam bentuk suatu
daftar pesanan. Hal ini berguna untuk
pengaduan jika ada sesuatu yang menyimpang atau berbeda dengan pesanan. Adapun
daftar pesanan sebaiknya memuat data-data: pengarang, judul, kota terbit,
penerbit, edisi, tahun penerbitan. ISBN, jumlah copy, harga.
Sedangkan untuk koleksi majalah
ditambahkan volume, ISSN, harga satuan atau harga langganan. Disamping itu
sertakan pula informasi mengenai pembayaran.
Daftar pemesanan sebaiknya disusun
menumt abjad pengarang atau abjad judul, ini untuk memudahkan dalam pengecekan.
Langkah-langkah pengadaan bahan
pustaka melalui pembelian melalui tahapan kegiatan sebagai berikut:
(a) Mempelajari daftar buku,
bibliografi untuk pengelompokan bahan atau judul buku.
(b) Mempelajari persediaan koleksi
yang ada untuk mengetahui kekurangan yang perlu ditambah atau perlu diganti.
(c) Menyiapkan daftar pustaka yang
akan dibeli, bila perlu dilengkapi dengan keterangan.
(d) Mengkonsultasikan dengan para
ahli atau orang yang berkompeten untuk mengetahui ketepatan bidang dan mutu
bahan pustaka yang tertentu yang ditetapkan oleh petugas sebagai halaman sandi.
> Menempelkan lidah buku,
kantong buku dan kartu bukupada halaman terakhir dari bahan pustaka yang
bersangkutan yang nantinya dipakai untuk mencatat nama peminjam, tanggal
kembali dan nomor anggota
> Member stempel milik perpustakaan dan stempel
register(stempel inventaris). Untuk
stempel register sebaiknya
ditempatkan di belakang halaman judul lengkap, sedangkan
stempel milik perpustakaan dari
peminjam.
> Mencatat pada buku register
(buku inventaris). Hal-hal yang perlu dicatat adalah: judul buku, pengarang,
tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit dan hal-hal lain yang perlu dicatat.
> Member! nomor register (nomor
inventaris) sesuai dengan nomor untuk masuknya
bahan pustaka di perpustakaan ,
kemudian nomor tersebut dituliskan juga pada stempel register yang ada di
belakang halaman judul, pada lidah buku, kantong buku dan kartu buku.
Dengan demikian proses pemberian
nomor register (nomor inventaris) pada bahan pustaka telah selesai dan siap
untuk diproses lebih lanjut.
b. Bahan pustaka hadiah.
Untuk bahan pustaka ini caranya sama dengan
bahan pustaka pembelian, hanya pada kolom harga dikosongi (tidak diisi) dan
pada kolom asal buku didisi dengan hadiah.
Contoh pencatatan bahan pustaka
pada buku register
(1) Judul buku ; Budidaya belut
Pengarang : Putra Agung
Tempat terbit : Jakarta
Penerbit
: Balai Pustaka
Tahun
Terbit : 1991
Cetakan ke : 4
Jumlah eks.
: 3
Harga
satuan : Rp 2.200,-
(2) Judul buku : Hukum perdata
Pengarang
:ArifAshar
Tempat terbit
: Bandung
Penerbit : Pustaka Jaya
Tahun Terbit : 1994
Cetakan ke : 2
Jumlah eks. : 2
Harga satuan
: Rp 3.500,
2.
Penyiangan bahan pustaka (weeding).
Penambahan
koleksi yang terus menerus setiap tahun, akan mengakibatkan terbatasnya daya tampung
perpustakaan itu sendiri. Untuk mengatasi masalah ini pustakawan dituntut untuk
mengurangi bahan pustaka yang tidak bermanfaat lagi karena isinya sudah usang
atau perpustakaan sudah memiliki edisi baru atau edisi revisi. Proses
mengurangi atau mengeluarkan bahan pustaka yang sudah tidak bermanfaat lagi dari
koleksi disebut penyiangan (weeding). Penyiangan bahan pustaka hendaknya
dilakukan melalui seleksi.
Ada beberapa
pedoman yang dapat digunakan untuk menentukan bahan pustaka tersebut perlu
dikeluarkan dari koleksi
> Buku yang sudah rusak berat
hingga tidak dapat diperbaiki
> Buku yang halamannya tidak
lengkap
> Buku yang isinya sudah usang
dan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan pemakai
> Buku yang sudah ada edisi
terbarunya
> Buku yang jumlah eksemplarnya
terlalu banyak.
Setelah ditentukan buku-buku mana yang perlu
dikeluarkan dari koleksi, maka yang harus dikerjakan adalah memberi tanda atau
keterangan pada buku register (buku inventaris) dan pada kartu katalog
self-list dari buku-buku yang bersangkutan bahwa buku tersebut telah disiangi
(diweeding).
3. Pemeliharaan bahan pustaka.
Dalam memelihara bahan pustaka
(buku) perlu adanya usaha mencegah
kerusakan kertas sebagai bahan
utama dari buku. Kerusakan kertas dapat disebabkan antara lain oleh manusia,
hewan serta unsur lain yang dapat merusak.
Kerusakan yang disebabkan oleh
manusia ialah karena kecerobohan dalam menggunakan buku misalnya: melipat
kertas, kena keringat, kena minyak, menyobek dan sebagainya. Hewan perusak buku
adalah berbagai jenis serangga: ngengat,
rayap, kecoak, tikus dan lain-lain.
Usaha-usaha pencegahannya dengan cara mengurangi
faktor-faktor yang meruak antara lain:
> Memberi sampul yang kuat pada
buku-buku yang frekwensi pemakaiannya tinggi.
> Menanamkan kesadaran kepada
para pemakai agar ikut memelihara buku- buku yang dibacanya dengan baik.
> Serangga dan tikus dapat
dicegah secara preventif dengan menggunakan obat-obatan pembasmi, misalnya
pestisida.
> Mengurangi kelembaban udara
dalam ruang koleksi dengan cara mengatur sirkulasi udara, misalnya membuat
jendela / ventilasi yang cukup.
> Menjaga kebersihan ruang
koleksi dari debu dan kotoran lainnya
4. Pengecekan ulang
(reinventarisasi).
Untuk mengetahui
koleksi yang hilang atau koleksi yang telah disiangi, perlu diadakan pengecekan
ulang terhadap semua koleksi yang dimiliki secara berkala, misalnya pada tiap
akhir tahun atau akhir tiap dua tahun. Sebagai alat dalam mengadakan pengecekan
ulang dapat digunakan katalog Shelf-list yang sistim penyusunannya sama dengan
sisitim penyusunan buku di rak.
Dengan cara
mencocokkan kartu-kartu katalog shelf-list dengan buku-buku yang ada di rak,
maka dapat diketahui buku-buku mana yang hilang dan buku-buku mana yang telah
dikeluarkan dari koleksi. Langkah selanjutnya adalah memberi tanda atau
keterangan pada buku register (buku inventaris) dan kartu shelf-list bahwa
buku- buku tersebut telah hilang. Untuk buku-buku yang hilang total dalam
pengertian pengelolaan dan pembinaan bahan pustaka perpustakaan sudah tidak
mempunyai lagi, maka semua kartu katalog harus dicabut. Untuk melakukan
pengecekan ulang ini, memerlukan waktu lama terutama bagi perpustakaan yang
jumlah koleksinya cukup banyak. Penentuan waktu akan sangat membantu dalam
proses pengecekan ulang, misalnya pada waktu semua koleksi sudah kembali dari
peminjam.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
dan saran
Pembinaan koleksi perpustakaan
meliputi kegiatan pengadaan bahan pustaka, pemberian nomor register (nomor
inventaris), pemeliharaan koleksi dan penyiangan koleksi. Pemilihan bahan
pustaka harus didasarkan pada kebutuhan pemakai yang dilayani. Pengadaan buku
dapat diperoleh dariberbagai sumber antara lain pembelian, hadiah, tukar-menukar
dan titipan. Sedangkan cara terbaik dalam pengadaan bahan pustaka adalah dengan
cara pembelian, karena dengan cara ini kita biasa memilih bahan pustaka sesuai
dengan kebutuhan pemakai.
Untuk menjaga keutuhan koleksi
pemeliharaan mutlak dilakukan secara teratur yang meliputi usaha pencegahan
kerusakan dan perbaikan. Penambahan koleksi yang terus-menerus mengakibatka
daya tampung perpustakaan semakin kecil. Untuk itu perlu diadakan penyiangan
terhadap bahan pustaka yang msak berat, bahan pustaka yang dilarang, bahan
pustaka yang isinya sudah usang atau tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai.
Tertib administrasi sangatlah penting dalam mengelola perpustakaan, untuk itu
pengecekan terhadap koleksi yang dimiliki perpustakaan harus dilakukan secara
berkala, agar diketahui koleksi-koleksi manayang hilang dan koleksi- koleksi
mana yang telah disiangi.
DAFTAR
PUSTAKA
SMP
Negeri 1 Karang Malang
Alamat: Jl Bratasena, Wilayah Kec Karang Malang Lainnya, Karang Malang
Kota: Sragen
Kode pos: 57291
Nomor Telepon: 0271 891878
Alamat: Jl Bratasena, Wilayah Kec Karang Malang Lainnya, Karang Malang
Kota: Sragen
Kode pos: 57291
Nomor Telepon: 0271 891878
Tidak ada komentar:
Posting Komentar